Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2024

Mimpi Lagi

Senyum itu datang lagi. Aku terheran-heran, setelah sekian lama kamu terbang, kita masih saja saling menyapa meskipun aku di dunia dan kamu di angkasa. Pernahkah terlintas dipikiranmu bahwa dunia hampir usai terkena badai matahari? Jika benar, maukah kamu datang kembali ke bumi? Aku sekilas pernah melihat beritanya, dimana matahari marah dan berbisik dengan tetangga lain bahwa lelah memiliki hubungan dengan planet semenjengkelkan ini. Kamupun sering tertawa mengamati tingkah konyol kami seolah bangsamu lah yang paling suci. Hei. Tidak lelahlah kamu berkelana? Apa sebenarnya yang kamu cari di galaksi tak berpenghuni itu? Apakah banyak stroberi kesukaanmu? Apakah kamu tidak penasaran dengan keadaan di bumi? Atau paling tidak akan keadaanku? Baik, jika kamu membaca surat ini, kamu harus tahu bahwa presiden kami telah berganti. Kami baik-baik saja sejauh ini, aku pun baik, melanjutkan hidup sebagaimana manusia lainnya.  Ah, sudahlah. Semoga banyak stroberi yang menemanimu, karena aku t...

LDM Sampai Kapan?

Gambar
Sore itu saya memandangi gumpalan awan gelap yang berbaris, seolah sedang tahu keinginan saya terbang sampai jauh ke ujung angkasa. Seorang lelaki yang memiliki dua lesung pipi dengan mata sembab berjalan pelan dari sudut rumah menggendong ranselnya. Ia mendekat dan menyelipkan rambut saya yang jatuh ke wajah. Raut mukanya mendung dengan poni yang menutupi dahi. Kala itu lelaki saya pamit, mencium kening saya dengan mata lelahnya yang menghitam. Ia mengelus perut besar saya, yang berisi bakal jagoannya. Saya mengantarnya ke depan pintu kayu, lalu memeluknya erat-erat,  tersenyum kecil kepadanya dan ia pun membalas dengan manis, seolah tidak mau saling merayakan sedih di ujung pertemuan. Sempat tergelitik dengan perkataan teman, “A pa guna menikah jika akhirnya harus terpisah?” Kata banyak orang, inilah risiko yang memang harus kami ambil. Kan sudah tahu konsekuensinya menikah dengan sesama pegawai satu instansi, kami tidak diperbolehkan ditempatkan satu kantor. Kalau dari awal tida...